Sultanking, istilah yang diciptakan dari kombinasi “sultan” dan “tanking,” adalah tren yang berkembang di dunia game dan esports. Strategi unik ini melibatkan pemain yang sengaja kehilangan pertandingan untuk mendapatkan hadiah atau keuntungan khusus dalam permainan. Meskipun ini mungkin terdengar berlawanan dengan intuisi dengan sifat kompetitif permainan, Sultanking telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir dan telah menjadi topik kontroversial di antara para gamer dan profesional esports.

Konsep Sultanking berasal dari praktik “tanking” dalam olahraga tradisional, di mana tim sengaja kehilangan pertandingan untuk mendapatkan pick atau posisi draft yang lebih baik di klasemen. Di dunia bermain game, Sultanking telah mengambil makna yang sama, dengan pemain kehilangan pertandingan secara strategis untuk memanipulasi sistem peringkat permainan atau untuk mendapatkan keuntungan dari lawan mereka.

Salah satu alasan paling umum untuk sultanking adalah untuk meningkatkan peringkat atau peringkat seseorang dalam permainan. Dengan sengaja kehilangan pertandingan, pemain dapat menurunkan peringkat mereka dan dicocokkan dengan lawan yang lebih lemah, membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk menang dan memanjat papan peringkat. Ini bisa sangat bermanfaat dalam permainan dengan sistem peringkat kompetitif, di mana peringkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan imbalan atau peluang yang lebih baik dalam permainan.

Alasan lain untuk sultanking adalah untuk mengeksploitasi sistem hadiah permainan. Beberapa game menawarkan hadiah berdasarkan kinerja, seperti mata uang dalam game, item, atau poin pengalaman. Dengan Sultanking, pemain dapat dengan cepat bertani hadiah ini dengan berulang kali kehilangan pertandingan dan mengambil keuntungan dari struktur hadiah permainan.

Sementara Sultanking mungkin tampak seperti strategi yang tidak berbahaya bagi sebagian orang, itu telah memicu perdebatan dalam komunitas game. Para kritikus berpendapat bahwa Sultanking bertentangan dengan semangat kompetisi dan permainan yang adil, karena melibatkan memanipulasi permainan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil. Ini bisa membuat frustasi bagi pemain lain yang mencoba untuk benar -benar bersaing dan meningkatkan keterampilan mereka.

Di sisi lain, pendukung Sultanking berpendapat bahwa itu hanyalah pendekatan strategis untuk bermain game dan harus diizinkan selama itu tidak melibatkan kecurangan atau mengeksploitasi mekanika permainan. Mereka percaya bahwa pemain harus bebas bermain game dengan cara apa pun yang mereka pilih, asalkan tidak membahayakan orang lain atau melanggar ketentuan layanan permainan.

Ketika Sultanking terus mendapatkan popularitas, pengembang game dan organisasi esports dihadapkan dengan tantangan mengatasi tren ini. Beberapa game telah menerapkan langkah -langkah untuk mencegah sultanking, seperti penalti karena kehilangan pertandingan atau algoritma perjodohan yang lebih ketat. Organisasi Esports juga telah mengambil langkah -langkah untuk memerangi sultanking, termasuk melarang pemain yang terlibat dalam latihan dari turnamen.

Sebagai kesimpulan, Sultanking adalah tren yang berkembang di dunia game yang telah memicu kontroversi dan perdebatan di antara para pemain dan profesional. Sementara beberapa melihatnya sebagai strategi yang sah untuk mendapatkan keuntungan dalam permainan, yang lain melihatnya sebagai bentuk kecurangan yang bertentangan dengan prinsip -prinsip permainan yang adil. Ketika industri game terus berkembang, akan menarik untuk melihat bagaimana sultanking ditangani dan apakah itu akan tetap menjadi strategi yang layak bagi para pemain di masa depan.